PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN “(STUDI KASUS PADA PENGGUNA SMARTPHONE OPPO)”
SEMINAR
PENULISAN ILMIAH
Diajukan
untuk melengkapi persyaratan mencapai
gelar setara Sarjana Muda Jurusan Manajemen
jenjang Strata Satu
Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma
Nama : Raja Muda Gemasih
NPM : 16216023
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Dr. Yusye Milawaty, SE.,MM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
ORIGINALITAS
Saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama : Raja Muda Gemasih
NPM : 16216023
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Judul PI : PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN “(STUDI
KASUS PADA PENGGUNA SMARTPHONE OPPO)”
Dengan ini saya
menyatakan bahwa Penulisan Ilmiah (PI) yang telah saya buat ini adalah
benar-benar karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain. Jika terdapat karya orang lain, saya akan
mencantumkan sumber yang jelas.
Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia mempertanggungjawabkan dan bersedia menerima sanksi berdasarkan tata
tertib yang berlaku di Universitas Gunadarma.
Demikian
pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Jakarta,
Juli 2019
Penulis,
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL PI :
PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI DAN HARGA
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN “(STUDI KASUS PADA PENGGUNA SMARTPHONE OPPO)”
Nama : Raja Muda Gemasih
NPM : 16216023
Jenjang : Strata Satu (S1)
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :
Menyetujui,
Pembimbing PI Koordinator
Jurusan PI
Fakultas Ekonomi
(Dr. Yusye Milawaty,
SE.,MM) (Dr.
Titi Nugraheni., SE.,MM)
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Manajemen
(Iman
Murtono Soenhadji, Ph.D)
ABSTRAKSI
Raja
Muda Gemasih, 16216023
PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI DAN HARGA TERHADAP
MINAT BELI KONSUMEN “(STUDI KASUS PADA PENGGUNA SMARTPHONE OPPO)”
Penelitian
Ilmiah. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2019.
Kata
Kunci: Citra Merek, Promosi dan Harga
(
+ + Lampiran)
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Citra Merek, Promosi dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen
Pengguna Smartphone Oppo.
Populasi dalam sampel penelitian ini
adalah konsumen pengguna Smartphone Oppo. Sampel yang diambil sebanyak 100
orang responden dengan melakukan pengumpulan data menggunakan teknik random sampling melalui kuesioner yang
diisi oleh pengguna Smartphone Oppo. Teknik analisis data yang diperoleh dalam
penelitian ini dengan menggunakan uji validitas, uji realibilitas, uji regresi
linier berganda, uji determinasi berganda, uji asumsi klasik, uji normalitas,
uji multikolineritas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas, uji hipotesis,
uji t (parsial), dan uji f (simultan) dengan menggunakan SPSS For Windows 23.
Berdasarkan
hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi adalah Y= 9,531
+ 0,311
0,268
+ 0,185
. Berdasarkan analisis data statistik,
indikator - indikator pada penelitian
ini bersifat valid dan reliabel. Pada pengujian asumsi klasik mendapatkan hasil
bahwa model regresi berdistribusi normal, tidak terjadi multikolinearitas, tidak
terjadi heteroskedastisitas dan tidak terdapat autokorelasi. Secara individual, variabel yang memiliki pengaruh yang lebih
besar adalah variabel kualitas pelayanan sebesar 0,402, kemudian diikuti dengan
variabel suasana rumah makan sebesar 0,266 dan yang memiliki pengaruh paling
kecil yaitu variabel kualitas makanan sebesar 0,216. Pengujian hipotesis
menggunakan uji t menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang diteliti
terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen loyalitas konsumen.
Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel independen layak untuk
menguji variabel dependen loyalitas konsumen. Nilai koefisien determinasi
(nilai adjusted R Square) diperoleh sebesar 0,333 bahwa persentase sumbangan pengaruh
kualitas makanan, kualitas pelayanan dan suasana rumah makan terhadap loyalitas
konsumen sebesar 33,3 % sedangkan 66,7 % sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor
lain yang tidak diikutsertakan ke dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka (1993-2017)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas
rahmat-Nya serta Salawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi besar
Muhammad SAW., semoga kita termasuk dalam umat yang diberikan pertolongannya
kelak. Atas izin-Nya penulisan ilmiah ini selesai guna melengkapi sebagian
syarat untuk mencapai jenjang setara Sarjana Muda jurusan Manajemen di Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma dengan judul “PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
“(STUDI KASUS PADA PENGGUNA SMARTPHONE OPPO)””
Terselesaikannya penulisan ini,
berkat dukungan, bantuan, dorongan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. E. S.
Margianti, SE, MM., selaku rektor Universitas Gunadarma.
2. Toto
Sugiharto, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3. Iman
Murtono Soenhadji, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.
4. Dr. Titi Nugraheni., SE.,MM.,
selaku Koordinator Penulisan Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
5. Dr. Yusye Milawaty,
SE.,MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan,
bimbingan dan waktunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah
ini dengan baik.
6. Teristimewa
kepada keluarga besar penulis, kedua orang
tua yang telah memberikan dukungan, semangat serta
perhatian kepada penulis. Tanpa cinta dari keluarga mungkin penulisan ilmiah
ini tidak dapat diselesaikan.
7. Kepada
sahabat-sahabat penulis juga Dea Nurlaila,
, Marlisa Fajar Rini ,Nurika Rahmania, Risa Alvira, Rizka F, Shania Andani, dan
Satria
Yudistira yang dapat memberikan motivasi, inspirasi, dan solusi dari
permasalahan yang ada dalam penulisan ini.
8. Seluruh
rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan, atas bantuan, kritik, saran,
arahan, dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa isi maupun
penyajian penulisan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu diharapkan ada saran dan kritik yang membangun guna
menyempurnakan, terhadap penulisan yang dibuat.
Akhir kata, semoga penulisan ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Semoga Allah SWT memberikan
rahmat dan membalas jasa budi baik semua pihak yang telah membantu.
Depok,
Januari 2019
Penulis,
(Raja Muda Gemasih)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas
rahmat-Nya serta Salawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi besar
Muhammad SAW., semoga kita termasuk dalam umat yang diberikan pertolongannya
kelak. Atas izin-Nya penulisan ilmiah ini selesai guna melengkapi sebagian
syarat untuk mencapai jenjang setara Sarjana Muda jurusan Manajemen di Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma dengan judul “PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
“(STUDI KASUS PADA PENGGUNA SMARTPHONE OPPO)””
Terselesaikannya penulisan ini,
berkat dukungan, bantuan, dorongan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. E. S.
Margianti, SE, MM., selaku rektor Universitas Gunadarma.
2. Toto
Sugiharto, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3. Iman
Murtono Soenhadji, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.
4. Dr. Titi Nugraheni., SE.,MM.,
selaku Koordinator Penulisan Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
5. Dr. Yusye Milawaty,
SE.,MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan,
bimbingan dan waktunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah
ini dengan baik.
6. Teristimewa
kepada keluarga besar penulis, kedua orang
tua yang telah memberikan dukungan, semangat serta
perhatian kepada penulis. Tanpa cinta dari keluarga mungkin penulisan ilmiah
ini tidak dapat diselesaikan.
7. Kepada
sahabat-sahabat penulis juga Dea Nurlaila,
, Marlisa Fajar Rini ,Nurika Rahmania, Risa Alvira, Rizka F, Shania Andani, dan
Satria
Yudistira yang dapat memberikan motivasi, inspirasi, dan solusi dari
permasalahan yang ada dalam penulisan ini.
8. Seluruh
rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan, atas bantuan, kritik, saran,
arahan, dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa isi maupun
penyajian penulisan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu diharapkan ada saran dan kritik yang membangun guna
menyempurnakan, terhadap penulisan yang dibuat.
Akhir kata, semoga penulisan ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Semoga Allah SWT memberikan
rahmat dan membalas jasa budi baik semua pihak yang telah membantu.
Depok,
Januari 2019
Penulis,
(Raja Muda Gemasih)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN
ORIGINALITAS
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
2.5.1 Pengertian Minat Beli Konsumen
2.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
2.5.3 Indikator Minat Beli Konsumen
3.2 Data/Variabel Yang Digunakan
3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
3.5
Alat Analisis Yang Digunakan
3.5.3.1
Persamaan Regresi Linier Berganda
3.5.3.2
Uji Determinasi (adjusted ) Berganda
3.5.4.4
Uji Heterokedastisitas
4.2.1 Karakteristik
Berdasarkan Usia
4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
4.2.3 Karakteristik
Berdasarkan Status
4.2.4 Karakteristik
Berdasarkan Penghasilan Perbulan
4.2.5 Karakteristik
Berdasarkan Lamanya Penggunaan Produk
4.6 Analisis Regresi Linear Berganda
4.7 Analisis Koefisien Determinasi (R²)
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
TABEL
Halaman
Table 1.1 Data Market Share Smartphone di Indonesia Berdasarkan
Penentuan Harga..
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Status
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Lamanya
Penggunaan Produk
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Citra Merek
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Promosi
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Harga
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Minat
Beli
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.12 Hasil
Uji Normalitas
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Linear
Berganda
Tabel 4.16 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Tabel 4.17 Hasil Uji t (Parsial)
Tabel 4.18 Hasil Uji F (Simultan)
Tabel 4.19 Hasil Rangkuman Penelitian
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Group Oppo Indonesia
Gambar 2.1 Kerangaka Pemikiran
Gambar 4.1 Logo OPPO Smartphone
Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Usia
Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan
Gambar 4.4 Responden Berdasarkan Status
Gambar 4.5 Responden Berdasarkan Penghasilan
Perbulan
Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Lamanya
Penggunaan Produk
DAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuisioner………………………………………………………………..59
Lampiran
2 Tabulasi Data…………………………………………………………...60
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era
globalisasi pada saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat sehingga memudahkan kita dalam melakukan aktifitas. Kehadiran
teknologi tersebut dimaksudkan untuk mencapai hasil yang lebih efisien, efektif
serta ketepatan penggunaan. Salah satu teknologi yang berkembang pesat adalah
teknologi smartphone. Dengan adanya smartphone memudahkan manusia dalam
berkomunikasi dan mencari informasi, sehingga membuat manusia lebih praktis
dalam mencari informasi dan berkomunikasi dalam keadaan apapun. Peluang ini
justru dimanfaatkan oleh perusahaan yang bergerak dibidang elektronik untuk menciptakan
smartphone yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dan memberi kepuasan bagi konsumen. Melihat respon serta
antusias masyarakat yang sangat tinggi akan kebutuhan terhadap perangkat
komunikasi, merupakan hal yang melatar belakangi Oppo Electronic Corp, Ltd
untuk ikut ambil bagian dalam meramaikan pasar smartphone di dunia.
Oppo Electronic
Corp, Ltd berdiri pada tahun 2004 sebagai produsen elektronik yang beralamat di
Dongguan, Guangdong, Negara China. Sebelum merambah ke teknologi mobile smartphone,
Oppo memproduksi peralatan elektronik seperti MP3 Player, LCD TV, Portable
Media Player, DVD, eBook dan Disc Player (http://tentang-oppo.blogspot.com/p/sejarah.html).
Hingga pada tahun 2008 Oppo mulai melakukan inovasi dan memproduksi smartphone untuk pertama kalinya, pada
bulan april 2013 Oppo secara resmi menginjakan kaki di Indonesia dan memasarkan
produknya. Sebelum menjajaki pasar Indonesia Oppo terlebih dahulu sudah
melebarkan sayap di pasar Vietnam, Qatar, Rusia dan Amerika. Sejak saat itu
perusahaan dan manajemen Oppo terus melakukan kegiatan promosi dalam upaya memperkenalkan
produk serta kualitas produknya yang dilakukan berbagai media seperti TV,
Internet, Media Cetak dan sebagainya. Smartphone
unggulan Oppo yaitu Oppo Find Way U7015, Oppo Find 5 dan Oppo Find Piano. Harga
smartphone Oppo yang ditawarkan di
pasar Indonesia sampai saat ini sangat terjangkau, walaupun ada beberapa tipe
dari Oppo yang memiliki harga relatif mahal, hal ini dikarenakan model dari
tipe tersebut sangat eksklusif.
Perusahaan ini mulai memproduksi smartphone
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan alat berkomunikasi
serta alat untuk mencari informasi yang bisa digunakan dalam keadaan dan dalam
waktu apapun, serta dapat memberikan kepuasan bagi konsumen, sehingga dengan
kepuasan yang dirasakan, konsumen dapat mempengaruhi keluarga, teman, serta
kelompok lain untuk mencoba atau bahkan melakukan pembelian terhdap produk Oppo.
Gambar 1.1
Group Oppo Indonesia
Brand Image atau citra merek, yakni deskripsi tentang
asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu (Tjiptono, 2005).
Menurut Kotler, Armstrong (2001) “Brand Image adalah
keyakinan tentang merek tertentu” (hlm.225). Citra atau asosiasi mempresentasikan
persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra
yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli
bahkan loyalitas merek (brand loyalty) dari konsumen.
Promosi
dapat menjadi sumber informasi untuk evaluasi produk dan toko (Raghubir, 2004).
Promosi yang tidak terduga dapat dikaitkan dengan keberuntungan murni dan dapat
mengurangi perasaan bersalah terkait dengan pembelian produk (Strahilevitz dan
Myers, 1998). Peneliti menemukan bahwa promosi harga (misalnya diskon)
cenderung mempengaruhi secara positif perkiraan pelanggan terhadap harga wajar
dari produk yang dipromosikan, untuk meningkatkan nilai transaksi yang
dirasakan, dan untuk meningkatkan kepuasan dengan niat membeli dan membeli
(Darke dan Dahl, 2003; Hsu dan Liu, 1998; Olivier dan Shor, 2003). Promosi juga merupakan salah
satu atribut penting yang berkontribusi untuk menghasilkan citra toko yang
positif (Collins-Dodd dan Lindley, 2003; Thang dan Tan, 2003).
Harga merupakan komponen penting
atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga
juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan
khusus untuk menentukan harga tersebut. Pengertian harga sangat beragam menurut
para ahli. Menurut Tjiptono (2002), Harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang
berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.
Diambil dari Data IDC Asia/Pacific Quarterly Mobile Phone
Tracker 2017Q2 adalah data market
share smartphone di Indonesia berdasarkan penentuan harga yang ditunjukan
pada tabel 1.1
Table 1.1
Data Market Share
Smartphone di Indonesia Berdasarkan Penentuan Harga
Jika
dilihat dari tabel 1.1 maka dapat dilihat
perbandingan market share tahun 2017
dengan tahun 2016 di Indonesia dimana dalam data tersebut dapat dilihat bahwa market share OPPO pada tahun 2017
mengalami kenaikan dari tahun 2016 dimana pada tahun 2016 market share OPPO sebesar 16,6%, sedangkan tahun 2017 market share OPPO mengalami kenaikan
menjadi 22,9%. Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dalam bentuk penulisan ilmiah yang berjudul “PENGARUH CITRA MEREK, PROMOSI DAN HARGA TERHADAP
MINAT BELI KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNA SMARTPHONE OPPO)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan beberapa pokok
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana
pengaruh citra merek terhadap minat beli konsumen pada pengguna produk smartphone Oppo?
2. Bagaimana
pengaruh promosi terhadap minat beli konsumen pada pengguna produk smartphone Oppo?
3. Bagaimana
pengaruh harga terhadap minat beli konsumen pada pengguna produk smartphone Oppo?
4. Bagaimana
pengaruh citra merek, promosi dan harga terhadap
minat beli konsumen pada pengguna produk smartphone
Oppo?
1.3 Batasan Masalah
Pada
penelitian ini penulis hanya membatasi masalah tentang pengaruh citra merek,
promosi dan harga terhadap minat beli konsumen produk smartphone asal China yaitu Oppo, Depok 20 Desember 2018.
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
1. Pengaruh
citra merek terhadap minat beli konsumen pada pengguna produk smartphone Oppo.
2. Promosi
terhadap minat beli konsumen pada pengguna produk smartphone Oppo.
3. Harga
terhadap minat beli konsumen pada pengguna produk smartphone Oppo.
4. Pengaruh
citra merek, promosi dan harga terhadap minat beli konsumen pada pengguna
produk smartphone Oppo secara simultan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain :
1.5.1 Manfaat Akademis
1. Manfaat
untuk akademik, yaitu diharapkan dapat memahami lebih lanjut serta menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen pemasaran
terutama bagi akademis yang ingin menganalisis citra merek, promosi dan harga
terhadap minat beli konsumen smartphone Oppo.
2. Memberi
tambahan bukti observasi tentang pengaruh citra merek, promosi dan harga
terhadap minat beli konsumen smartphone yang
diharapkan bisa menjadi dasar penelitian lebih lanjut.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi
perusahaan, yaitu sebagi bahan masukan dalam pertimbagan bagi perusahaan Oppo
dalam upaya meningkatkan minat beli konsumen.
2. Bagi
peneliti, penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menjadi bahan referensi
bagi peneliti mengenai pengaruh citra merek, promosi dan harga terhadap minat
beli konsumen smartphone Oppo.
3. Bagi
pihak lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk
menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi tambahan untuk melakukan
penelitian ilmiah.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Dalam bisnis selalu ada kompetisi antar perusahaan.
Perusahaan akan terus berusaha untuk memperluas pasar dan mempertahankan
eksistensi perushaan. Aktivitas perusahaan dalam pemasaran ini untuk menentukan
arah perusahaan agar mampu bersaing dalam dunia persaingan yang makin ketat.
Pemasaran merupakan unsur penting dalam perusahaan untuk menentukan sukses
tidaknya suatu bisnis. Untuk itu perusahaan harus menerapkan pengertian
pemasaran dengan benar agar tetap bertahan. Dibawah ini terdapat beberapa
pengertian pemasaran.
Pemasaran atau Marketing, menurut Kotler (2000) adalah “ is a societal process by which individuals and groups obtain what
they need and want through creating, offering, and freely exchanging products
and services of value with others”. Pemasaran yaitu suatu proses sosial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Menurut William J. Stanton, pemasaran
merupakan sistem keseluruhan dari berbagai kegiatan bisnis atau usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga barang atau jasa, mempromosikannya,
dan mendistribusikannya kepada konsumen dan bisa memuaskan konsumen.
Menurut Philip Kotler (2001), pemasaran
merupakan salah satu bentuk aktivitas kegiatan manusia yang memiliki landasan
untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui serangkaian proses baik
pertukaran, penawaran dan masih banyak lagi hal lainnya.
2.1.2 Bauran Pemasaran
Menurut Kotler & Armstrong (1997), “Bauran
pemasaran atau marketing mix adalah
perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga,
distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkan dalam pasar sasaran”.
Menurut
Alma (2005), “Marketing mix adalah
strategi mengkombinasikan kegiatan-kegiatan marketing,
agar tercipta kombinasi maksimal sehingga memunculkan hasil paling memuaskan”.
Menurut
Sumarni dan Soeprihanto (2010), “Marketing
mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain
marketing mix adalah kumpulan dari
variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi
tanggapan konsumen”.
1.
Produk (Product)
Menurut Sumarni dan
Soeprihanto (2010), “Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di
pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang
dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa
barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan
jasa).
2.
Harga (Price)
Menurut Sumarni dan
Soeprihanto (2010) harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan,
maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut.
3.
Tempat (Place)
Menurut Sumarni dan
Soeprihanto (2010), tempat dalam marketing
mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk tersebut
sampai kepada konsumen. Definisi tentang saluran distribusi adalah, “Saluran
yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen
sampai ke konsumen atau industri pemakai”
4.
Promosi (Promotion)
Menurut Tjiptono (2008), pada
hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud
dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingatkan pasar sasaran
atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan
teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu
kelompok komponen pemasaran yang terdiri dari 4P: product, price, place dan promotion yang saling terkait satu sama lain, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen serta mencapai tujuan perusahaan.
2.2 Citra
Merek
2.2.1 Definisi
Citra Merek
Menurut Aaker dan Biel (1993), Citra Merek adalah
penilaian konsumen terhadap merek tersebut dalam sebuah pasar. Penciptaan
tersebut dapat tercipta berdasarkan pengalaman pribadi maupun mendengar
reputasinya dari orang lain atau media. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) “Citra
Merek adalah sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam
benak atau ingatan konsumen”.
2.2.2 Indikator
Citra Merek
Menurut Sutrisna (2002), indikator
yang mempengaruhi citra merek (brand image)
sebagai berikut:
1.
Persepsi
konsumen mengenai pengenalan produk
Misalnya saat provider kartu SIM 3 pertama kali meluncurkan produknya, 3
menawarkan harga yang lebih murah dengan tarif telpon yang murah dan SMS gratis
ke sesama pengguna kartu 3, maka persepsi yang terbentuk adalah kartu 3 dengan
tarif yang murah dan harga terjangkau karena tersedia isi ulang pulsanya mulai
dari Rp. 1.000, dan kartu 3 adalah kartu untuk kalangan menengah ke bawah atau
untuk remaja.
2.
Persepsi
konsumen terhadap kualitas
Contoh setelah menggunakan sepatu merek Clark,
persepsi yang terbentuk adalah Clark sepatu dengan kualitas baik karena aman
digunakan tidak membuat kaki lecet ataupun sakit.
3.
Persepsi
konsumen terhadap ukuran
Contohnya Pond’s yang menyediakan ukuran untuk
produknya, misalnya pelembab Pond’s yang tersedia dalam kemasan 20 ml sehingga
lebih praktis jika berpergian.
4.
Persepsi
konsumen terhadap daya tahan
Contohnya baterai Alkalin yang mempunyai daya tahan 2
kali lebih lama dari batu baterai ABC.
5.
Persepsi
konsumen terhadap desain atau model kemasan
Contohnya perubahan desain kemasan pada WRP body shape yang semula dengan desain
wanita berbaju hijau dengan scarf menutupi lehernya sekarang menjadi lebih
menarik dengan desain wanita berbaju merah dengan gaun beckless dan lebih menunjukkan body
shape yang indah setelah menggunakan
WRP body shape.
6.
Persepsi
konsumen terhadap warna produk
Contohnya Honda Jazz yang memiliki berbagai macam
warna, sehingga menegaskan bahwa mobil Honda Jazz diperuntukkan untuk anak muda
yang stylish dan ceria.
7.
Persepsi
konsumen terhadap harga
Contohnya kita membeli baju di Butik dengan harga yang
mahal maka akan menambah rasa percaya diri dan gengsi.
8.
Persepsi
konsumen terhadap lokasi
Jika suatu perusahaan memilih lokasi di pasar-pasar
atau misalnya di pasar baru maka terkesan jika produk tersebut tidak bermerek
(murahan), tetapi jika ditempatkan pada lokasi dengan nilai prestig yang tinggi
maka akan meningkatkan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Contohnya
jika Ethan Aigner di pasarkan di
pasar baru maka konsumen akan bertanya-tanya produk tersebut asli atau palsu?
Berbeda jika Ethan Aigner di pasarkan di Paris Van Java.
2.3 Promosi
2.3.1 Definisi
Promosi
Menurut
Tjiptono (2002), promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran artinya aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
Bauran komunikasi pemasaran menurut Kotler
dan Keller (2012) terdapat delapan cara komunikasi utama, antara lain:
1.
Advertising (periklanan),
yaitu bentuk presentasi dan promosi non personal yang memerlukan biaya tentang gagasan,
barang atau jasa oleh sponsor yang jelas.
2.
Sales Promotion (promosi
penjualan), yaitu insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau
penjualan suatu produk atau jasa.
3.
Event and Eperiences, yaitu aktivitas yang disponsori perusahaan dan program yang dirancang untuk
menciptakan merek khusus atau sehari-hari.
4.
Public Relations and Publicity, yaitu membangun hubungan baik dengan berbagai public
perusahaan dengan sejumlah cara, supaya diperoleh publisitas yang menguntungkan,
membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita,
serta event yang tidak menguntungkan.
5.
Direct Marketing (penjualan langsung), yaitu hubungan-hubungan langsung dengan masing-masing
pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan
segera maupun untuk membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng (penggunaan
telepon, faximile, e-mail, internet dan perangkat-perangkat lain untuk berkomunikasi
secara langsung dengan konsumen tertentu).
6.
Interactive Marketing, yaitu kegiatan dan program langsung yang dirancang untuk
menarik perhatian konsumen yang bertujuan meningkatkan kesadaran, perbaikan citra,
dan meningkatkan penjualan produk maupun jasa baik secara langsung maupun tidak
langsung.
7.
Word of Mouth,
yaitu kegiatan pemasaran melalui perantara orang ke orang, tulisan ataupun alat
komunikasi elektronik yang berhubungan dengan pengalaman pembelian jasa atau pengalaman
menggunakan produk dan jasa.
8.
Personal Selling (penjualan perorangan), yaitu presentasi personal oleh tenaga penjualan sebuah
perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan
dengan pelanggan.
2.4 Harga
2.4.1 Definisi
Harga
Harga merupakan nilai suatu
produk atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang memiliki manfaat dari
suatu produk atau jasa yang ditawarkan atau dipasarkan. Menurut Kotler (2008).
Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Produk yang
dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan
menghasilkan laba yang besar.
2.4.2 Pengaruh
Harga
Menurut Irawan (2004) harga, untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah
sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi. (Lupyoadi, 2001) harga,
yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan.
2.4.3 Indikator
Harga
Menurut
Kotler dan Amstrong (2012) menjelaskan ada empat ukuran yang mencirikan
harga, adalah: keterjangkauan harga,
kesesuaian harga dengan kualitas,
kesesuaian harga dengan
manfaat, dan harga
sesuai kemampuan atau daya beli. Di bawah ini penjelasan empat
ukuran harga, yaitu:
1.
Keterjangkauan
harga, konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk
biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan harganya juga berbeda dari termurah
sampai termahal. Dengan harga yang ditetapkan parakonsumen banyak yang membeli produk.
2.
Harga sesuai kemampuan
atau daya saing harga. Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk
lainnya. Dalam hal ini mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan
oleh konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.
3.
Kesesuaian harga dengan
kualitas produk. Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen
orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka
melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung
beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
4.
Kesesuaian harga dengan
manfaat. Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih
besar atas sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya. Jika konsumen
merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan
beranggapan bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk
melakukan pembelian ulang.
2.5 Minat
Beli Konsumen
2.5.1 Pengertian
Minat Beli Konsumen
Mehta
(1994) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli
suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Minat beli menurut
Kinnear dan Taylor (1995) (Thamrin, 2003) adalah merupakan bagian dari komponen
perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Menurut Howard
(1994) (Durianto dan Liana, 2004) adalah minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa
banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.
2.5.2 Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Swastha dan Irawan (2001), mengemukakan faktor-faktor
yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila
seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu
akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Super
dan Crites (Lidyawatie, 1998), menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat, yaitu:
a.
Perbedaan
pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat
diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas
yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
b.
Perbedaan sosial
ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih
mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi
rendah.
c.
Perbedaan hobi
atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.
d.
Perbedaan jenis kelamin,
artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola
belanja.
e.
Perbedaan usia,
artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya
terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.
2.5.3 Indikator
Minat Beli Konsumen
Menurut
Ferdinand (2002), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator
sebagai berikut:
a.
Minat
transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b.
Minat refrensial,
yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c.
Minat
preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika
terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d.
Minta eksploratif,
minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi
mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat positif dari produk tersebut.
2.6 Kajian
Penelitian Sejenis
Untuk menambah referensi penelitian
dalam Penulisan Ilmiah maka penulis melampirkan beberapa penulisan ilmiah.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti |
Judul |
Variabel |
Hasil |
Arief Adi Satria (2017) |
Pengaruh Harga,
Promosi Dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Perusahaan
A-36. |
X1 : Harga X2 : Promosi X3 : Kualitas Produk Y : Minat Beli |
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara Harga, Promosi dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli
Konsumen. |
Arif Rachman Hakim (2017) |
Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen
Pada Bimbel Tridaya Bandung. |
X1 : Brand Image Y : Minat Beli |
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand Image berpengaruh pada Minat Beli Konsumen.
|
Indra Jaya Krisna Gede |
Pengaruh Citra Merek, Kualitas |
X1 : Citra Merek |
Berdasarkan
hasil penelitian menunujukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan |
Prabowo (2016) |
Produk, Persepsi Harga Dan Word Of Mouth Terhadap
Minat Beli. |
X2 : Kualitas Produk X3 : Persepsi Harga X4 : Word of Mouth Y : Minat Beli |
signifikan
antara Citra Merek, Kualitas Produk, Persepsi Harga Dan Word Of Mouth. |
Greg Joel, James D.D. Massie, Jantje L. Sepang
(2014) |
Pengaruh Motivasi, Persepsi Harga Dan Kualitas Produk
Terhadap Minat Beli Konsumen Sepeda Motor Matic Merek Honda Di Kota Manado. |
X1 : Motivasi X2 : Persepsi Harga X3 : Kualitas Produk Y : Minat Beli Konsumen |
Hasil uji
hipotesis dan analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Motivasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Minat Beli khususnya pada responden di Kota
Manado, dan pengaruhnya adalah postif. Hasil uji
hipotesis dan analisis regresi menunujukkan bahwa variabel Persepsi Harga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Minat Beli khususnya pada
responden di Kota Manado, dan pengaruhnya adalah positif. Hasil uji
hipotesis dan analisis regresi menunjukkan bahwa variabel Kualitas Produk
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Minat Beli khususnya pada
responden di Kota Manado, dan pengaruhnya adalah positif. Hasil uji
hipotesis dan analisis regresi menunujukkan bahwa variabel Motivasi, Persepsi
Harga, serta Kualitas Produk secara simultan atau bersama-sama berpengaruh
terhadap Minat Beli sepeda motor matik merek Honda di Kota Manado, dan pengaruhnya
adalah positif. |
Nur Achidah, M Mukery Warso, Leonardo Budi Hasiolan
(2016) |
Pengaruh Promosi, Harga Dan Desain Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat (Study Empiris pada Produk Honda
Beat Di Weleri-Kendal). |
X1 : Promosi X2 : Harga X3 : Desain Y : Keputusan Pembelian |
Berdasarkan
analisis secara parsial, ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua
variabel independent (promosi, harga dan desain) mempunyai pengaruh positif
terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian motor Honda Beat di
Weleri-Kendal. Berdasarkan
pengujian secara simultan, ternyata hasil peneliti membuktikan bahwa semua
variabel independent (promosi, harga dan desain) secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu Keputsan Pembelian. Dan dari hasil
pengujian regresi berganda menunjukkan bahwa dari semua variabel independent
(promosi, harga dan desain) itu berpengaruh positif terhadap Keptusan
Pembelian. |
2.7 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini
akan meneliti sejauh mana Pengaruh Citra
Merek, Promosi dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Smartphone Oppo. Kerangka
pemikiran teoritis dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Citra Merek (X1) Promosi (X2) Harga (X3) Minat Beli (Y) H1 H3 H2 H4
Gambar 2.1
Kerangaka Pemikiran
Keterangan :
:
Pengaruh variabel secara simultan
H1 :
Pengaruh X1 terhadap Y
H2 :
Pengaruh X2 terhadap
Y
H3 :
Pengaruh X3 terhadap
Y
H4 :
Pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y
2.8 Hipotesis
Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang
sifatnya sementara atas rumusan masalah, yang kebenarannya akan diuji dalam
pengujian hipotesis (Sugiyono, 2008). Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Uji yang dilakukan dapat membuktikan
dugaan dengan tujuan untuk mendapatkan kesimpulan sementara.
Pengujian hipotesis yang dilakukan
yaitu terhadap variabel citra merek, promosi dan harga. Kemudian pengujian
terhadap ketiga variabel secara keseluruhan tersebut, yaitu variabel citra
merek, promosi dan harga terhadap minat beli konsumen pengguna Smartphone Oppo. Berdasarkan rumusan
masalah yang tertera, dapat dihasilkan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Citra merek berpengaruh positif
terhadap minat beli konsumen
H2 : Promosi berpengaruh positif terhadap
minta beli konsumen
H3 : Harga berpengaruh positif terhadap
minat beli konsumen
H4 : Citra merek, promosi dan harga berpengaruh positif terhadap
minta beli konsumen secara simultan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan variabel apa saja yang
diteiti oleh penulis dalam melakukan penelitian. Adapaun objek penelitian yang
penulis teliti yaitu mengenai citra merek (
3.2 Data/Variabel Yang Digunakan
3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan diatrik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu :
1.
Variabel
Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variable terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel dependen dari
penelitian ini adalah minat beli konsumen pada pengguna smartphone Oppo.
2.
Variabel
Independen
Variabel ini sering disebut variabel bebas. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahnnya
atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013). Variabel independent dalam
penelitian ini adalah:
1.
Citra
Merek
2.
Promosi
(
3.
Harga
(
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun penulisan ilmiah ini peneliti menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
1.
Kuisioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden
dengan panduan kuisioner. Daftar pertanyaan tertulis yang akan diisi oleh
responden terdiri dari berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan citra merek, promosi
dan harga untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel tersebut terhadap
minat beli pada pengguna smartphone Oppo.
Metode pengukuran pada kuisioner ini menggunakan skala likert, dengan
menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub
variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang
dapat diukur ini dapat dijadilakan titik tolak ukur. Instrumen pertanyaan atau
pernyataan ini akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel yang
diwakili oleh setiap nilai skor seperti instrumen dibawah ini :
Tabel 3.1
Skala Likert
No. |
Keterangan |
Bobot |
1 |
Sangat Setuju (SS) |
5 |
2 |
Setuju (S) |
4 |
3 |
Netral (N) |
3 |
4 |
Tidak Setuju (TS) |
2 |
5 |
Sangat Tidak Setuju (STS) |
1 |
Kuisioner ini menggunakan system
tertutup, yaitu jenis pertanyaan yang disertai alternatif jawaban dan responden
tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut dengan prosedur
sebagai berikut :
1.
Membagikan
Kuisioner
Responden
diminta mengisi kuisioner pada lembar jawaban yang telah disediakan.
2.
Studi
pustaka
Pengumpulan
data yang digunakan dengan membaca buku-buku literature, jurnal-jurnal, internet,
majalah, dan penelitian sejenis yang berkaitan dengan penelitian yang sedang
dilakukan.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu objek yang akan diteliti
yaitu populasi. Populasi
merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi ini ditujukan pada pengguna smartphone Oppo.
3.4.2 Sampel
Menurut
Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap
populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang populasi
tersebut dan peneliti memeiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada
populasi yang diteliti.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling dengan metode random sampling, yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui, maka
menurut Purba (2006) dalam menentukan sampel menggunakan rumus sebagai berikut
:
Dimana :
N :
jumlah sampel
Z :
tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1,96
Moe : Margin
of error max, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengembalian sampel yang
masih dapat ditoleransi atau yang diinginkan. Dengan menggunakan Margin of error max sebesar 10% atau 0,1
maka jumlah sampel minimal yang dapat diambil sebesar :
Berdasarkan perhitungan
diatas jumlah sampel dalam penelitian ini disesuaikan oleh peneliti sebanyak
100 responden, hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik
serta dianggap sudah mampu mewakili populasi yang menggunakan smartphone Oppo.
3.5
Alat Analisis Yang Digunakan
Setelah data terkumpul akan
dilakukan analisis data, agar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat maka
harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Tujuan metode analisis data adalah untuk
menginterprestasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul.
Metode yang digunakan penulis dalam menganalisis penelitian ini yaitu
menggunakan Skala Likert, Uji Validitas, Uji Realibilitas, Uji Asumsi Klasik,
Analisis Regresi Linier Berganda, dan pengujian Hipotesis (Uji F dan Uji t).
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
For Windows 23.
3.5.1
Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara
akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki
oleh tujuan pengukuran tersebut. Butir-butir pengukuran yang dilakukan dalam
penelitian ini berasal dari kuisioner dan dipadukan dengan penjabaran atas
definisi teoritis dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini
memberikan dukungan bahwa butir-butir pengukuran yang dijadikan
indikator-indikator konstruksi terbukti memiliki validitas isi yaitu
butir-butir pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang mecukupi dan representatif
yang sesuai dengan konsep teoritis. Menurut Ghozali (2011), uji signifikan
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat
pada kolom (corrected item-total
correlations) dengan r tabel untuk degree
of freedom (df) = n-k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah
jumlah item. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan
valid. Pengembalian keputusan untuk menguji validitas butir pertanyaan atau
pernyataan kuisioner adalah sebagai berikut :
1.
Jika r hitung positif dan r hitung >
r tabel maka variabel tersebu dinyatakan valid.
2.
Jika r hitung tidak positif dan r hitung
< r tabel maka variabel tersebut dinyatakan tidak valid.
3.5.2
Uji Realibilitas
Uji Realibilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waku ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s
Alpha, dimana kuisioner dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali,
2016).
3.5.3
Regresi
3.5.3.1
Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier
Berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel
independen (
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+…+bnXn
Keterangan
:
Y : Variabel terikat (dependen)
X
(1,2,3…) : Variabel bebas
(independent)
a :
Nilai konstanta
b
(1,2,3…) : Nilai koefisien regresi
3.5.3.2
Uji Determinasi (adjusted
Dalam Uji Regresi Linier
Berganda, Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase
variabel-variabel bebas terhadap naik atau turunnya variabel terkait. Untuk
itu, digunakan angka-angka yang ada pada Tabel Model Summary
3.5.4 Uji Asumsi
Klasik
Mengukur tingkat keeratan
hubungan atau pengaruh antar variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi
(r). Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa
persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi dan
konsisten.
3.5.4.1 Uji
Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah
uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah
kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut terdistribusi normal
atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi,
variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Jika data dalam pengujian terbukti tidak normal, maka
langkah yang harus dilakukan adalah :
1.
Menambahkan data (sampel) karena ada yang berasumsi
semakin banyak data maka semakin besar kemungkinan data berdistribusi normal.
2.
Membuang data yang ekstrim.
3.
Melakukan transformasi data dengan cara log, Ln, SQRT,
Reciprocal ataupun Reverse Score.
3.5.4.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas
bertujuan untuk mengkaji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas
variabel bebas, karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Tolerance
dan kolom VIF (Variance Inflated Factor).
Tolerance adalah indikator seberapa
banyak variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Jika nilai Tolerance sangat
kecil (<0,10), maka menandakan korelasi berada suatu variabel bebas sangat
tinggi dengan variabel bebas lainnya dan mengindikasikan Multikolinieritas.
Nilai VIF merupakan invers dari nilai
tolerance (1 dibagi Tolerance). Jika nilai VIF > 10, maka
mengindikasikan terjadi Multikolinieritas. Maka, agar tidak terjadi
multikolinieritas nilai tolerance
> 0,10 dan nilai VIF < 10.
3.5.4.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan
untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Singgih
Santoso, 2012). Model regresi dapat dikatakan baik adalah yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dapat
menggunakan Uji Durbin-Watson (D-W). Menurut Santoso (2012), pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut :
a.
Bila D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi
positif.
b.
Bila nlai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
c.
Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada
autokorelasi negatif.
3.5.4.4 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas
adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari residual untuk
semua pengamat pada model regresi linier. Uji Heterokedastisitas perlu
dilakukan karena untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi
klasik pada regresi linier, dimana dalam model regresi harus dipenuhi syarat
tidak adanya heterokedastisitas.
3.5.5 Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan semenara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban yang empiris (Sugiyono, 2000). Hipotesis
ditolak bukan berarti menyimpulkan bahwa hipotesis salah, kemungkinan
disebabkan bukti yang tidak konsisten dangan hipotesis. Hipotesis diterima
sebagai akibat tidak cukupnya bukti untuk menolak dan tidak berkesimpulan bahwa
hipotesis itu selalu benar.
3.5.5.1 Uji t
(Parsial)
Uji t bertujuan untuk
menguji pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat
dengan membandingkan nilai t hasil perhitungan dengan nilai t tabel. Pengujian
setiap koefisien regresi dikatakan signifikan bila nilai mutlak t tabel atau
nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 (tingkat kepercayaan yang
dipilih) maka hipotesis nol (
3.5.5.2 Uji F
(Simultan)
Uji F digunakan untuk
mengetahui apakah variable independen secara simultan berpengaruh terhadap
variabel dependen. Uji dilakukan dengan membandingkan antara nilai F hitung
dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%. Kriteria yang
digunakan dalam uji ini adalah jika p value < 0,05 maka
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Objek
Penelitian
OPPO adalah penyedia layanan
elektronik dan teknologi global yang membawakan perangkat elektronik seluler
terbaru dan tercanggih di lebih dari 20 negara, termasuk Amerika Serikat,
China, Australia dan negara-negara lain di Eropa, Asia Tenggara, Asia Selatan,
Timur Tengah dan Afrika. OPPO berusaha memberikan pengalaman menggunakan ponsel
terbaik melalui desain yang cermat dan teknologi yang cerdas.
Salah satu produk yang kini di luncurkan
oleh perusahaan ini yaitu smartphone. OPPO smartphone hadir bagi orang-orang
yang ingin smartphone mereka bekerja lebih banyak. Ini alasan dedikasi dan
upaya terbaik yang perusahaan lakukan demi pengguna, maka dari itu OPPO
berusaha keras supaya ponsel perusahaan bisa memuaskan konsumen.
Gambar 4.1
Logo OPPO Smartphone
Sumber: www.oppo.com
OPPO didorong rasa cinta terhadap
kesenian. Kesetiaan dan upaya perusahaan terhadap seni dan teknologi adalah hal
yang mengilhami perusahaan untuk membuat produk yang cantik dari dalam sampai
luar. OPPO 2 mempertimbangkan segalanya. Mulai dari apek kualitas sampai
estetika di setiap perangkat; sudut dan tepi, warna, semuanya didesain dengan
canggih. Perusahaan tidak hanya menciptakan perangkat yang sekedar cantik,
namun juga sangat nyaman digunakan.
Sebagai pemain baru, Oppo terlihat
sangat serius menggarap pasar Indonesia. Mereka tak segan-segan mem-branding
toko ponsel yang dianggap potensial atau berada di lokasi strategis. Iklannya
rutin muncul di berbagai media, termasuk menjadi sponsor acara terkenal di
sebuah stasiun televisi swasta. Selama setengah tahun pertama menyemarakkan
pasar ponsel Indonesia, belanja iklan Oppo kabarnya telah menembus Rp 40
miliar. OPPO berpikir sangat keras untuk mendesain produk OPPO, karena OPPO
merancang gaya hidup setiap orang yang berbeda, persis dengan rincian-rincian
terkecil sekalipun. Kini saatnya teknologi bersatu dalam kehidupan. (www.ponselmu.com)
OPPO berusaha keras mengejar teknologi terkini,
standar kualitas perangkat lunak tertinggi, dan mewujudkan pengalaman pengguna
yang terbaik. Perusahaan merancang, memproduksi, dan mempromosikan produk OPPO
sendiri supaya pelanggan bisa mendapatkan produk yang paling andal dan canggih
dari awal sampai akhir. (www.oppo.com)
Sejak didirikan di tahun 2004, OPPO telah berusaha
membawakan ideologi ini kepada para penggunanya di seluruh dunia. Setelah
berhasil memasuki pasar ponsel di tahun 2008, OPPO mulai membentangkan sayapnya
memasuki pasar internasional di tahun 2010 dan membuka bisnis global untuk
pertama kalinya pada bulan April 2010 di Thailand.Hari ini, OPPO sudah hadir di
21 pasar di seluruh dunia. Dari awal, produk OPPO sudah mendorong batas-batas.
Seiring OPPO berusaha menjangkau pasar-pasar baru, perusahaan bertujuan supaya
produk OPPO lebih mudah dicari di seluruh dunia tanpa perlu mengurangi layanan
dan kualitas produk (www.oppo.com)
4.2 Deskripsi
Responden
Data
deskriptif menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan
sebagai tambahan untuk memenuhi hasil penelitian. Responden dalam penelitian
ini adalah pengguna smartphone Oppo. Pengujian dilakukan terhadap 100 responden
yang telah terkumpul oleh penulis sehingga data tersebut dapat diolah.
Selanjutnya data diproses dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23.
4.2.1
Karakteristik Berdasarkan Usia
Karakteristik berdasarkan
hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan usia sebagai berikut:
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Usia
Usia |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
15-20 tahun |
30 |
30% |
21-25 tahun |
47 |
47% |
26-30 tahun |
15 |
15% |
> 30 tahun |
8 |
8% |
Total |
100 |
100% |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Gambar 4.2
Responden Berdasarkan Usia
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat
diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 30% atau 30 orang berusia 15-20 tahun,
47% atau 47 orang berusia 21-25 tahun, 15% atau 15 orang berusia 26-30 tahun
dan 8% atau 8 orang berusia > 30 tahun.
4.2.2
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik berdasarkan
hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Akhir |
Jumlah
Responden |
Persentase
(%) |
SD |
7 |
7% |
SMP |
17 |
17% |
SMA |
23 |
23% |
Diploma |
20 |
20% |
S1 |
31 |
30% |
S2 |
2 |
2% |
Total |
100 |
100% |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Gambar 4.3
Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat
diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 7% atau 7 orang berpendidikan SD,
kemudian 17% atau 17 orang berpendidikan SMP, 23% atau 23 orang berpendidikan
SMA, 20% atau 20 orang berpendidikan Diploma, 31% atau 31 orang berpendidikan
S1 dan 2% atau 2 orang berpendidikan S2.
4.2.3
Karakteristik Berdasarkan Status
Karakteristik berdasarkan hasil
penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan status sebagai berikut:
Tabel
4.3
Responden
Berdasarkan Status
Pekerjaan |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
Pelajar |
16 |
16% |
Mahasiswa |
53 |
53% |
Karyawan
|
21 |
21% |
Wiraswasta |
10 |
10% |
Total |
100 |
100% |
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Gambar 4.4
Responden Berdasarkan Status
Sumber: Olah Data Kuesioner
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat
diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 16% atau 16 orang berstatus
pelajar, 53% atau 53 orang berstatus mahasiswa, 21% atau 21 orang berstatus
karyawan dan 10% atau 10 orang berstatus wiraswasta.
4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Karakteristik berdasarkan
hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan penghasilan perbulan sebagai berikut:
Tabel
4.4
Responden
Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Pendapatan Perbulan |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
< Rp 500.000 |
27 |
27% |
Rp 500.000 – Rp
1.500.000 |
19 |
19% |
Rp 1.500.000 –
Rp 2.500.000 |
32 |
32% |
> Rp 2.500.000 |
22 |
22% |
Total |
100 |
100% |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Gambar 4.5
Responden Berdasarkan Penghasilan
Perbulan
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Berdasarkan
tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden, menunjukkan bahwa tingkat penghasilan responden
dalam penelitian ini sebagian besar pada < Rp 1.000.000 sebanyak 27% atau 27
orang, Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000 sebanyak 19% atau 19 orang, Rp 2.500.000 –
Rp 5.000.000 sebanyak 32% atau 32 orang dan Rp > 5.000.000 sebanyak 22% atau
22 orang.
4.2.5 Karakteristik Berdasarkan Lamanya Penggunaan
Produk
Karakteristik
berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh
karakteristik responden berdasarkan lamanya penggunaan produk sebagai berikut:
Tabel
4.5
Responden
Berdasarkan Lamanya Penggunaan Produk
Lamanya Penggunaan |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
< 1 tahun |
20 |
20% |
1-2 tahun |
30 |
30% |
2-3 tahun |
38 |
38% |
3-4 tahun |
12 |
12% |
Total |
100 |
100% |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Gambar 4.6
Responden Berdasarkan Lamanya
Penggunaan Produk
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Berdasarkan
tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang menggunakan
produk smartphone Oppo sebanyak 20%
atau 20 orang < 1 tahun, kemudian
sebanyak 30% atau 30 orang menggunakan antara 1 sampai 2 tahun, 38% atau 38
orang menggunakan antara 2 sampai 3 tahun dan 12% atau 12 orang menggunakan
antara 3 sampai 4 tahun.
4.3 Skala Likert
Skala Likert merupakan skala
penilaian dan pengukuran butir-butir pertanyaan yang memuat beberapa pilihan
yang memiliki nilai. Skala likert memiliki penilian positif hingga negatif
berupa pilihan jawaban STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), N
(Netral), S (Setuju), SS (Sangat Setuju). Berikut adalah skor penilaian pada setiap pernyataan :
a.
Sangat
Setuju (SS) = bobot
nilai 5
b.
Setuju
(S) =
bobot nilai 4
c.
Netral
(N) =
bobot nilai 3
d.
Tidak
Setuju (TS) =
bobot nilai 2
e.
Sangat
Tidak Setuju (STS) = bobot nilai
1
1. Variabel Citra Merek (X1)
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Citra Merek
No |
Pernyataan |
SS |
S |
N |
TS |
STS |
Total |
|
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||||
1 |
Smartphone
Oppo memiliki kualitas yang tinggi dibanding produk sejenis lainnya |
27 |
55 |
16 |
2 |
0 |
100 |
|
2 |
Smartphone
Oppo memiliki citra yang baik |
27 |
55 |
17 |
1 |
0 |
100 |
|
Sumber: Olah Data Kuesioner |
Menurut
saya Smartphone Oppo memiliki kinerja yang baik |
5 |
38 |
32 |
24 |
1 |
100 |
Berdasarkan
hasil tabel 4.6 diatas diperoleh informasi bahwa dari 100 responden, dilihat
dari persentase jawaban responden yang paling banyak dipilih oleh responden
maka dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan 1 sebanyak 55 orang menyatakan
setuju, pernyataan 2 sebanyak 55 orang menyatakan setuju dan pernyataan 3
sebanyak 38 orang menyatakan setuju.
2. Variabel
Promosi (X2)
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Promosi
No |
Pernyataan |
SS |
S |
N |
TS |
STS |
Total |
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
1 |
Iklan
Smartphone Oppo sangat menarik |
26 |
69 |
5 |
0 |
0 |
100 |
2 |
Saya
membeli Smartphone Oppo karena tertarik melihat iklan Smartphone Oppo |
30 |
65 |
5 |
0 |
0 |
100 |
3 |
Penampilan
Smartphone Oppo pada iklan sangat menarik |
20 |
39 |
37 |
4 |
0 |
100 |
Sumber: Olah Data Kuesioner
Berdasarkan
hasil tabel 4.7 diatas diperoleh informasi bahwa dari 100 responden, dilihat
dari persentase jawaban responden yang paling banyak dipilih oleh responden
maka dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan 1 sebanyak 69 orang menyatakan
setuju, pernyataan 2 sebanyak 65 orang menyatakan setuju dan pernyataan 3
sebanyak 39 orang menyatakan setuju.
3. Variabel Harga
(X3)
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Harga
No |
Pernyataan |
SS |
S |
N |
TS |
STS |
Total |
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
1 |
Kenaikan
harga tidak mengurangi keinginan saya untuk membeli produk Smartphone Oppo |
29 |
52 |
18 |
1 |
0 |
100 |
2 |
Menurut
saya harga Smartphone Oppo sesuai dengan manfaat yang saya dapatkan |
30 |
54 |
16 |
0 |
0 |
100 |
3 |
Harga
yang ditawarkan Smartphone Oppo tidak membebankan bagi saya |
22 |
58 |
19 |
1 |
0 |
100 |
4 |
Harga
Smartphone Oppo lebih murah dibanding merek lain |
31 |
52 |
17 |
0 |
0 |
100 |
Sumber: Olah Data Kuesioner
Berdasarkan
hasil tabel 4.8 diatas diperoleh informasi bahwa dari 100 responden, dilihat
dari persentase jawaban responden yang paling banyak dipilih oleh responden
maka dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan 1 sebanyak 52 orang menyatakan
setuju, pernyataan 2 sebanyak 54 orang menyatakan setuju, pernyataan 3 sebanyak
58 orang menyatakan setuju dan pernyataan 4 sebanyak 52 orang menyatakan
setuju.
4. Variabel Minat Beli (Y)
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Minat
Beli
No |
Pernyataan |
SS |
S |
N |
TS |
STS |
Total |
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
1 |
Dari
banyaknya merek yang ada, saya tetap memilih Smartphone Oppo |
24 |
67 |
9 |
0 |
0 |
100 |
2 |
Saya
akan merekomendasikan orang lain untuk membeli Smartphone Oppo |
34 |
57 |
9 |
0 |
0 |
100 |
3 |
Saya
berniat untuk membeli Smartphone Oppo di masa yang akan datang |
55 |
30 |
14 |
1 |
0 |
100 |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Berdasarkan
hasil tabel 4.9 diatas diperoleh informasi bahwa dari 100 responden, dilihat
dari persentase jawaban responden yang paling banyak dipilih oleh responden
maka dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan 1 sebanyak 67 orang menyatakan setuju,
pernyataan 2 sebanyak 57 orang menyatakan setuju dan pernyataan 3 sebanyak 55
orang menyatakan sangat setuju.
4.4 Hasil Uji
Instrumen
4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas
adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat –tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas
digunakan untuk mengukur
sah atau tidak
validnya suatu kuesioner.
Untuk menguji validitas
memerlukan 100 sampel yang diuji dan untuk mengetahui kevalidannya dengan
melihat r-tabel. Dengan taraf signifikan 5%. Dilihat dari nilai Corrected item-Total Correlation > r
tabel sebesar 1,966 dengan df = 98 yang didapat dari (df = N-2 = 100-2 = 98)
dimana N merupakan jumlah responden dan dengan taraf signifikansi 0,05. Untuk
itu dibawah ini akan dijelaskan per variabel hasil dari perhitungan dengan
menggunakan SPSS versi 23.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
No |
Variabel |
Indikator |
R hitung |
R tabel |
Keterangan |
1 |
Citra Merek |
CM.1 |
0,899 |
0,1966 |
Valid |
CM.2 |
0,903 |
0,1966 |
Valid |
||
CM.3 |
0,746 |
0,1966 |
Valid |
||
2 |
Promosi |
P.1 |
0,735 |
0,1966 |
Valid |
P.2 |
0,816 |
0,1966 |
Valid |
||
P.3 |
0,675 |
0,1966 |
Valid |
||
3 |
Harga |
H.1 |
0,799 |
0,1966 |
Valid |
H.2 |
0,834 |
0,1966 |
Valid |
||
H.3 |
0,848 |
0,1966 |
Valid |
||
H.4 |
0,781 |
0,1966 |
Valid |
||
4 |
Minat Beli |
MB.1 |
0,816 |
0,1966 |
Valid |
MB.2 |
0,895 |
0,1966 |
Valid |
||
MB.3 |
0,806 |
0,1966 |
Valid |
Sumber: Olah Data
SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel
4.10 menunjukkan hasil
uji validitas nilai
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur yang digunakan berulang
kali. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Pengujian yang dipakai adalah dengan teori Cronbach’s
Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel, jika memberikan nilai Cronbach’s
Alpha > 0,60. Hasil pengujian menggunakan program SPSS dapat dilihat pada
tabel 4.11
Tabel 4.11
Hasil Uji
Reliabilitas
Variabel |
Nilai
Cronbach’s Alpha |
Batas
Minimum |
Keterangan |
Citra Merek |
0,781 |
0,60 |
Reliabel |
Promosi |
0,748 |
0,60 |
Reliabel |
Harga |
0,831 |
0,60 |
Reliabel |
Minat Beli |
0,770 |
0,60 |
Reliabel |
Sumber:
Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji
reliabilitas dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α), menunjukan
bahwa semua variabel memiliki Cronbach’s
Alpha > 0,60. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk
mengukur variabel citra merek, promosi, harga, dan minat beli adalah reliabel.
4.5 Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi yang baik
harus memenuhi tidak adanya masalah asumsi klasik dalam modelnya. Jika masih
terdapat asumsi klasik maka model regresi tersebut masih memiliki bias. Jika
suatu model masih terdapat adanya masalah asumsi klasik, maka akan dilakukan
langkah revisi model ataupun penyembuhan untuk menghilangkan masalah tersebut.
Pengujian asumsi klasik akan dilakukan berikut ini.
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui normal tidaknya distribusi residual. Metode pengujian distribusi
residual dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel
Kolmogorov-Smirnov (Asymp.Sig). Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
berarti residual berdistribusi normal.
Tabel 4.12
Hasil Uji
Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
100 |
|
Normal
Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std.
Deviation |
1.53948670 |
|
Most
Extreme Differences |
Absolute |
.071 |
Positive |
.047 |
|
Negative |
-.071 |
|
Test
Statistic |
.071 |
|
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test
distribution is Normal. |
||
b.
Calculated from data. |
||
c.
Lilliefors Significance Correction. |
||
d. This is
a lower bound of the true significance. |
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan
tabel 4.12 yaitu nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
4.5.2 Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinieritas berfungsi untuk
menguji apakah dalam
model hubungan ditemukan adanya
korelasi antar variabel
independen atau tidak. Model hubungan yang baik adalah
model yang tidak memiliki korelasi antar
variabel independennya. Uji multikolinieritas ini dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan nilai VIF dari hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat.nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model |
Collinearity Statistics |
|
Tolerance |
VIF |
|
(Constant) |
|
|
Harga |
.934 |
1.071 |
Citra Merek |
.807 |
1.239 |
Promosi |
.785 |
1.275 |
a. Dependent Variable:
Minat Beli
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel 4.13 hasil perhitungan menunjukan
bahwa citra merek, promosi, harga mempunyai nilai Tolerance > 0,1 dan VIF
< 10 yang artinya tidak terjadi multikolinearitas.
4.5.3
Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi
ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode pengujian
uji heteroskedastisitas adalah dengan melihat titik-titik pada grafik
Scatterplot. Jika titik-titik pada grafik Scatterplot menyebar secara merata tanpa
membentuk pola tertentu maka terjadi homoskedastisitas, namun apabila
titik-titik grafik Scatterplot membentuk pola tertentu maka terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.7
Grafik Scatterplot
Sumber: Olah Data
SPSS versi 23.0
Berdasarkan gambar 4.7 diatas menunjukkan grafik
scatterplot terlihat titik – titik menyebar secara acak baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
4.5.4 Uji
Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pad amodel regresi.
Metode pengujian yang sering digunakan adalah uji Durbin-Watson, dimana dasar
pengambilan keputusannya yaitu :
1.
Jika
d < dl atau d > 4-dl maka terdapat autokorelasi
2.
Jika
du < d < 4-du maka tidak terdapat autokorelasi
3.
Jika
dl < d < du atau 4-du < d < 4-dl maka tidak ada kesimpulan
Tabel 4.14
Hasil Uji Autokorelasi
D |
Dl |
Du |
4-dl |
4-du |
1,810 |
1,613 |
1,736 |
2,3869 |
2,2636 |
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diperoleh nilai
Durbin-Watson bahwa du < d < 4-du yaitu 1,736 < 1,777 < 2,2636
dimana d berada diantara du dan 4-du yang berarti bahwa tidak terdapat
autokorelasi.
4.6
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.15
Hasil Analisis Regresi Linear
Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
9.531 |
1.751 |
|
5.441 |
.000 |
Citra Merk |
.311 |
.090 |
.363 |
3.452 |
.001 |
|
Promosi |
-.268 |
.128 |
-.224 |
-2.103 |
.038 |
|
Harga |
.185 |
.072 |
.250 |
2.550 |
.012 |
|
a. Dependent Variable:
Minat Beli |
Sumber:
Olah Data SPSS versi 23.0
Dengan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = α + B1X1 - B2X2
+ B3X3
Y = 9,531 + 0,311
Maka dapat diketahui :
1. Nilai konstanta
(α) sebesar 9,531 yang berarti bahwa konstanta bernilai positif serta
menunjukan bahwa Citra Merek (X1), Promosi (X2), dan Harga (X3) bernilai nol
maka diperkirakan Minat Beli (Y) naik sebesar 9,531.
2. Nilai koefisien
regresi Citra Merek (X1) sebesar 0,311 artinya setiap mengalami kenaikan
satu-satuan pada variabel citra merek maka variabel Minat Beli akan mengalami
kenaikan sebesar 0,311.
3. Nilai koefisien
regresi Promosi (X2) sebesar 0,268 artinya setiap mengalami penurunan satu-satuan
pada variabel promosi maka variabel Minat Beli akan mengalami penurunan sebesar
0,268.
4. Nilai koefisien
regresi Harga (X3) sebesar 0,185 artinya setiap mengalami kenaikan satu-satuan
pada variabel harga maka variabel Minat Beli akan mengalami kenaikan sebesar
0,185.
4.7
Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi
digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam
pengertian lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar
perubahan atau variasi pada variabel yang lain. Nilai koefisien ini antara 0
dan 1, jika hasil lebih mendekati 0 berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel-variabel amat terbatas. Tapi jika hasil
mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variansi variabel independen.
Tabel 4.16
Hasil Analisis
Koefisien Determinasi
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Model
Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
|
1 |
.377a |
.142 |
.115 |
1.563 |
|
a.
Predictors: (Constant), Harga, Citra Merk, Promosi |
|||||
b.
Dependent Variable: Minat Beli |
Berdasarkan
tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,115, yang
berarti koefisien determinasi dalam penelitian ini sebesar 11,5% menunjukan
bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (Citra Merek, Promosi
dan Harga) terhadap variabel dependen (Minat
Beli) sebesar 11,5%. Sedangkan sisanya sebesar 88,5% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.8 Uji Hipotesis
4.8.1 Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji.. Pengujian t juga dapat dilihat berdasarkan syarat tingkat
signifikansi:
1.
Apabila
nilai probabilitas yang dihitung < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.
2.
Apabila
nilai probabilitas yang dihitung > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,
berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.17
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
9.531 |
1.751 |
|
5.441 |
.000 |
Citra Merk |
.311 |
.090 |
.363 |
3.452 |
.001 |
|
Promosi |
-.268 |
.128 |
-.224 |
-2.103 |
.038 |
|
Harga |
.185 |
.072 |
.250 |
2.550 |
.012 |
|
a. Dependent Variable:
Minat Beli |
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel 4.17 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pengaruh Variabel
Citra Merek terhadap Minat Beli
Berdasarkan tabel 4.17
di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar 3,452 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,001. Karena tingkat signifikansi 0,001 < 0,05 maka
dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial variabel citra
merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat beli pada pengguna
smartphone Oppo.
2) Pengaruh Variabel Promosi terhadap Minat Beli
Berdasarkan tabel 4.17
di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar -2,103 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,038. Karena tingkat signifikansi 0,038 < 0,05 maka
dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial variabel promosi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat beli pada pengguna smartphone Oppo.
3) Pengaruh Variabel Harga terhadap Minat Beli
Berdasarkan tabel 4.17
di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar 2,550 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,012. Karena tingkat signifikansi 0,012 < 0,05 maka
dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial variabel harga
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat beli pada pengguna smartphone Oppo.
4.8.2 Uji F
(Simultan)
Uji F bertujuan menunjukkan apakah
dalam model regresi semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, yang
diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011). Hasil
dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikannya pada tabel anova, apabila
< 0,05 maka berpengaruh pada variabel Y secara simultan atau bersama sama.
Perumusan Hipotesis Uji
F:
Ho:
Citra Merek, Promosi dan Harga tidak berpengaruh terhadap minat beli.
Ha:
Citra Merek, Promosi dan Harga berpengaruh terhadap minat beli.
Tabel 4.18
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of
Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
38.758 |
3 |
12.919 |
5.286 |
.002b |
Residual |
234.632 |
96 |
2.444 |
|
|
|
Total |
273.390 |
99 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Minat Beli |
||||||
b. Predictors: (Constant), Harga, Citra Merk, Promosi |
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan
tabel 4.18 diatas diperoleh F hitung sebesar 5,286 > 2,70 dengan tingkat
signifikan 0,002 < 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel Citra Merek (X1), Promosi (X2),
dan Harga (X3) secara bersama – sama berpengaruh positif terhadap variabel Minat
Beli (Y).
4.9
Rangkuman Penelitian
Tabel 4.19
Hasil Rangkuman Penelitian
Uji |
Hasil Penelitian |
Uji Validitas |
Semua
pernyataan dinyatakan valid karena > dari 0,1966. |
Uji Reliabilitas |
Hasil
uji reliabilitas dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α),
menunjukan bahwa semua variabel memiliki Cronbach’s Alpha > 0,60. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel citra merek,
promosi, harga, dan minat beli adalah reliabel. |
Uji Normalitas |
Model
regresi tersebut berdistribusi normal. karena nilai
signifikansi > 0,05 |
Uji Multikolinearitas |
Hasil perhitungan menunjukan
bahwa citra merek, promosi, harga mempunyai nilai Tolerance > 0,1 dan VIF
< 10 yang artinya tidak terjadi multikolinearitas. |
Uji Heteroskedastisitas |
Grafik
scatterplot terlihat titik – titik menyebar secara acak baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. |
Uji Autokorelasi |
Diperoleh
nilai Durbin-Watson bahwa du < d < 4-du yaitu 1,736 < 1,777 <
2,2636 dimana d berada diantara du dan 4-du yang berarti bahwa tidak terdapat
autokorelasi. |
Analisis Regresi Linear Berganda |
Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menghasilkan
persamaan Y= 9,531 +
0,311 |
Koefisien Determinasi (R²) |
Nilai Adjusted R
Square adalah 0,115, yang berarti koefisien determinasi dalam penelitian ini
sebesar 11,5% menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel
independen (Citra Merek, Promosi dan Harga) terhadap variabel dependen (Minat Beli) sebesar 11,5%.
Sedangkan sisanya sebesar 88,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. |
Uji t (Parsial) |
1) Pengaruh Variabel
Citra Merek terhadap Minat Beli Berdasarkan
tabel 4.17 di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar 3,452 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,001. Karena tingkat signifikansi 0,001 <
0,05 maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial
variabel citra merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
minat beli pada pengguna smartphone
Oppo. 2) Pengaruh Variabel Promosi
terhadap Minat Beli Berdasarkan
tabel 4.17 di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar -2,103 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,038. Karena tingkat signifikansi 0,038 <
0,05 maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial
variabel promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat
beli pada pengguna smartphone Oppo. 3) Pengaruh Variabel Harga terhadap
Minat Beli Berdasarkan
tabel 4.17 di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar 2,550 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,012. Karena tingkat signifikansi 0,012 <
0,05 maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial
variabel harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat
beli pada pengguna smartphone Oppo. |
Uji F (Simultan) |
Nilai F hitung
sebesar 5,286 > 2,70 dengan tingkat signifikan 0,002 < 0,05. Dari hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang
artinya variabel Citra Merek (X1), Promosi (X2), dan Harga (X3) secara
bersama – sama berpengaruh positif terhadap variabel Minat Beli (Y). |
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Objek
Penelitian
OPPO adalah penyedia layanan
elektronik dan teknologi global yang membawakan perangkat elektronik seluler
terbaru dan tercanggih di lebih dari 20 negara, termasuk Amerika Serikat,
China, Australia dan negara-negara lain di Eropa, Asia Tenggara, Asia Selatan,
Timur Tengah dan Afrika. OPPO berusaha memberikan pengalaman menggunakan ponsel
terbaik melalui desain yang cermat dan teknologi yang cerdas.
Salah satu produk yang kini di luncurkan
oleh perusahaan ini yaitu smartphone. OPPO smartphone hadir bagi orang-orang
yang ingin smartphone mereka bekerja lebih banyak. Ini alasan dedikasi dan
upaya terbaik yang perusahaan lakukan demi pengguna, maka dari itu OPPO
berusaha keras supaya ponsel perusahaan bisa memuaskan konsumen.
Gambar 4.1
Logo OPPO Smartphone
Sumber: www.oppo.com
OPPO didorong rasa cinta terhadap
kesenian. Kesetiaan dan upaya perusahaan terhadap seni dan teknologi adalah hal
yang mengilhami perusahaan untuk membuat produk yang cantik dari dalam sampai
luar. OPPO 2 mempertimbangkan segalanya. Mulai dari apek kualitas sampai
estetika di setiap perangkat; sudut dan tepi, warna, semuanya didesain dengan
canggih. Perusahaan tidak hanya menciptakan perangkat yang sekedar cantik,
namun juga sangat nyaman digunakan.
Sebagai pemain baru, Oppo terlihat
sangat serius menggarap pasar Indonesia. Mereka tak segan-segan mem-branding
toko ponsel yang dianggap potensial atau berada di lokasi strategis. Iklannya
rutin muncul di berbagai media, termasuk menjadi sponsor acara terkenal di
sebuah stasiun televisi swasta. Selama setengah tahun pertama menyemarakkan
pasar ponsel Indonesia, belanja iklan Oppo kabarnya telah menembus Rp 40
miliar. OPPO berpikir sangat keras untuk mendesain produk OPPO, karena OPPO
merancang gaya hidup setiap orang yang berbeda, persis dengan rincian-rincian
terkecil sekalipun. Kini saatnya teknologi bersatu dalam kehidupan. (www.ponselmu.com)
OPPO berusaha keras mengejar teknologi terkini,
standar kualitas perangkat lunak tertinggi, dan mewujudkan pengalaman pengguna
yang terbaik. Perusahaan merancang, memproduksi, dan mempromosikan produk OPPO
sendiri supaya pelanggan bisa mendapatkan produk yang paling andal dan canggih
dari awal sampai akhir. (www.oppo.com)
Sejak didirikan di tahun 2004, OPPO telah berusaha
membawakan ideologi ini kepada para penggunanya di seluruh dunia. Setelah
berhasil memasuki pasar ponsel di tahun 2008, OPPO mulai membentangkan sayapnya
memasuki pasar internasional di tahun 2010 dan membuka bisnis global untuk
pertama kalinya pada bulan April 2010 di Thailand.Hari ini, OPPO sudah hadir di
21 pasar di seluruh dunia. Dari awal, produk OPPO sudah mendorong batas-batas.
Seiring OPPO berusaha menjangkau pasar-pasar baru, perusahaan bertujuan supaya
produk OPPO lebih mudah dicari di seluruh dunia tanpa perlu mengurangi layanan
dan kualitas produk (www.oppo.com)
4.2 Deskripsi
Responden
Data
deskriptif menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan
sebagai tambahan untuk memenuhi hasil penelitian. Responden dalam penelitian
ini adalah pengguna smartphone Oppo. Pengujian dilakukan terhadap 100 responden
yang telah terkumpul oleh penulis sehingga data tersebut dapat diolah.
Selanjutnya data diproses dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23.
4.2.1
Karakteristik Berdasarkan Usia
Karakteristik berdasarkan
hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan usia sebagai berikut:
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Usia
Usia |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
15-20 tahun |
30 |
30% |
21-25 tahun |
47 |
47% |
26-30 tahun |
15 |
15% |
> 30 tahun |
8 |
8% |
Total |
100 |
100% |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Gambar 4.2
Responden Berdasarkan Usia
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat
diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 30% atau 30 orang berusia 15-20 tahun,
47% atau 47 orang berusia 21-25 tahun, 15% atau 15 orang berusia 26-30 tahun
dan 8% atau 8 orang berusia > 30 tahun.
4.2.2
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik berdasarkan
hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Akhir |
Jumlah
Responden |
Persentase
(%) |
SD |
7 |
7% |
SMP |
17 |
17% |
SMA |
23 |
23% |
Diploma |
20 |
20% |
S1 |
31 |
30% |
S2 |
2 |
2% |
Total |
100 |
100% |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Gambar 4.3
Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat
diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 7% atau 7 orang berpendidikan SD,
kemudian 17% atau 17 orang berpendidikan SMP, 23% atau 23 orang berpendidikan
SMA, 20% atau 20 orang berpendidikan Diploma, 31% atau 31 orang berpendidikan
S1 dan 2% atau 2 orang berpendidikan S2.
4.2.3
Karakteristik Berdasarkan Status
Karakteristik berdasarkan hasil
penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan status sebagai berikut:
Tabel
4.3
Responden
Berdasarkan Status
Pekerjaan |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
Pelajar |
16 |
16% |
Mahasiswa |
53 |
53% |
Karyawan
|
21 |
21% |
Wiraswasta |
10 |
10% |
Total |
100 |
100% |
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Gambar 4.4
Responden Berdasarkan Status
Sumber: Olah Data Kuesioner
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat
diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 16% atau 16 orang berstatus
pelajar, 53% atau 53 orang berstatus mahasiswa, 21% atau 21 orang berstatus
karyawan dan 10% atau 10 orang berstatus wiraswasta.
4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Karakteristik berdasarkan
hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh karakteristik
responden berdasarkan penghasilan perbulan sebagai berikut:
Tabel
4.4
Responden
Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Pendapatan Perbulan |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
< Rp 500.000 |
27 |
27% |
Rp 500.000 – Rp
1.500.000 |
19 |
19% |
Rp 1.500.000 –
Rp 2.500.000 |
32 |
32% |
> Rp 2.500.000 |
22 |
22% |
Total |
100 |
100% |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Gambar 4.5
Responden Berdasarkan Penghasilan
Perbulan
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Berdasarkan
tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden, menunjukkan bahwa tingkat penghasilan responden
dalam penelitian ini sebagian besar pada < Rp 1.000.000 sebanyak 27% atau 27
orang, Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000 sebanyak 19% atau 19 orang, Rp 2.500.000 –
Rp 5.000.000 sebanyak 32% atau 32 orang dan Rp > 5.000.000 sebanyak 22% atau
22 orang.
4.2.5 Karakteristik Berdasarkan Lamanya Penggunaan
Produk
Karakteristik
berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden, diperoleh
karakteristik responden berdasarkan lamanya penggunaan produk sebagai berikut:
Tabel
4.5
Responden
Berdasarkan Lamanya Penggunaan Produk
Lamanya Penggunaan |
Jumlah Responden |
Persentase (%) |
< 1 tahun |
20 |
20% |
1-2 tahun |
30 |
30% |
2-3 tahun |
38 |
38% |
3-4 tahun |
12 |
12% |
Total |
100 |
100% |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Gambar 4.6
Responden Berdasarkan Lamanya
Penggunaan Produk
Sumber:
Olah Data Kuesioner
Berdasarkan
tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden yang menggunakan
produk smartphone Oppo sebanyak 20%
atau 20 orang < 1 tahun, kemudian
sebanyak 30% atau 30 orang menggunakan antara 1 sampai 2 tahun, 38% atau 38
orang menggunakan antara 2 sampai 3 tahun dan 12% atau 12 orang menggunakan
antara 3 sampai 4 tahun.
4.3 Skala Likert
Skala Likert merupakan skala
penilaian dan pengukuran butir-butir pertanyaan yang memuat beberapa pilihan
yang memiliki nilai. Skala likert memiliki penilian positif hingga negatif
berupa pilihan jawaban STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), N
(Netral), S (Setuju), SS (Sangat Setuju). Berikut adalah skor penilaian pada setiap pernyataan :
a.
Sangat
Setuju (SS) = bobot
nilai 5
b.
Setuju
(S) =
bobot nilai 4
c.
Netral
(N) =
bobot nilai 3
d.
Tidak
Setuju (TS) =
bobot nilai 2
e.
Sangat
Tidak Setuju (STS) = bobot nilai
1
1. Variabel Citra Merek (X1)
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Citra Merek
No |
Pernyataan |
SS |
S |
N |
TS |
STS |
Total |
|
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||||
1 |
Smartphone
Oppo memiliki kualitas yang tinggi dibanding produk sejenis lainnya |
27 |
55 |
16 |
2 |
0 |
100 |
|
2 |
Smartphone
Oppo memiliki citra yang baik |
27 |
55 |
17 |
1 |
0 |
100 |
|
Sumber: Olah Data Kuesioner |
Menurut
saya Smartphone Oppo memiliki kinerja yang baik |
5 |
38 |
32 |
24 |
1 |
100 |
Berdasarkan
hasil tabel 4.6 diatas diperoleh informasi bahwa dari 100 responden, dilihat
dari persentase jawaban responden yang paling banyak dipilih oleh responden
maka dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan 1 sebanyak 55 orang menyatakan
setuju, pernyataan 2 sebanyak 55 orang menyatakan setuju dan pernyataan 3
sebanyak 38 orang menyatakan setuju.
2. Variabel
Promosi (X2)
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Promosi
No |
Pernyataan |
SS |
S |
N |
TS |
STS |
Total |
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
1 |
Iklan
Smartphone Oppo sangat menarik |
26 |
69 |
5 |
0 |
0 |
100 |
2 |
Saya
membeli Smartphone Oppo karena tertarik melihat iklan Smartphone Oppo |
30 |
65 |
5 |
0 |
0 |
100 |
3 |
Penampilan
Smartphone Oppo pada iklan sangat menarik |
20 |
39 |
37 |
4 |
0 |
100 |
Sumber: Olah Data Kuesioner
Berdasarkan
hasil tabel 4.7 diatas diperoleh informasi bahwa dari 100 responden, dilihat
dari persentase jawaban responden yang paling banyak dipilih oleh responden
maka dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan 1 sebanyak 69 orang menyatakan
setuju, pernyataan 2 sebanyak 65 orang menyatakan setuju dan pernyataan 3
sebanyak 39 orang menyatakan setuju.
3. Variabel Harga
(X3)
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Harga
No |
Pernyataan |
SS |
S |
N |
TS |
STS |
Total |
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
1 |
Kenaikan
harga tidak mengurangi keinginan saya untuk membeli produk Smartphone Oppo |
29 |
52 |
18 |
1 |
0 |
100 |
2 |
Menurut
saya harga Smartphone Oppo sesuai dengan manfaat yang saya dapatkan |
30 |
54 |
16 |
0 |
0 |
100 |
3 |
Harga
yang ditawarkan Smartphone Oppo tidak membebankan bagi saya |
22 |
58 |
19 |
1 |
0 |
100 |
4 |
Harga
Smartphone Oppo lebih murah dibanding merek lain |
31 |
52 |
17 |
0 |
0 |
100 |
Sumber: Olah Data Kuesioner
Berdasarkan
hasil tabel 4.8 diatas diperoleh informasi bahwa dari 100 responden, dilihat
dari persentase jawaban responden yang paling banyak dipilih oleh responden
maka dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan 1 sebanyak 52 orang menyatakan
setuju, pernyataan 2 sebanyak 54 orang menyatakan setuju, pernyataan 3 sebanyak
58 orang menyatakan setuju dan pernyataan 4 sebanyak 52 orang menyatakan
setuju.
4. Variabel Minat Beli (Y)
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Minat
Beli
No |
Pernyataan |
SS |
S |
N |
TS |
STS |
Total |
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
1 |
Dari
banyaknya merek yang ada, saya tetap memilih Smartphone Oppo |
24 |
67 |
9 |
0 |
0 |
100 |
2 |
Saya
akan merekomendasikan orang lain untuk membeli Smartphone Oppo |
34 |
57 |
9 |
0 |
0 |
100 |
3 |
Saya
berniat untuk membeli Smartphone Oppo di masa yang akan datang |
55 |
30 |
14 |
1 |
0 |
100 |
Sumber: Olah Data
Kuesioner
Berdasarkan
hasil tabel 4.9 diatas diperoleh informasi bahwa dari 100 responden, dilihat
dari persentase jawaban responden yang paling banyak dipilih oleh responden
maka dapat disimpulkan bahwa pada pernyataan 1 sebanyak 67 orang menyatakan setuju,
pernyataan 2 sebanyak 57 orang menyatakan setuju dan pernyataan 3 sebanyak 55
orang menyatakan sangat setuju.
4.4 Hasil Uji
Instrumen
4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas
adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat –tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas
digunakan untuk mengukur
sah atau tidak
validnya suatu kuesioner.
Untuk menguji validitas
memerlukan 100 sampel yang diuji dan untuk mengetahui kevalidannya dengan
melihat r-tabel. Dengan taraf signifikan 5%. Dilihat dari nilai Corrected item-Total Correlation > r
tabel sebesar 1,966 dengan df = 98 yang didapat dari (df = N-2 = 100-2 = 98)
dimana N merupakan jumlah responden dan dengan taraf signifikansi 0,05. Untuk
itu dibawah ini akan dijelaskan per variabel hasil dari perhitungan dengan
menggunakan SPSS versi 23.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
No |
Variabel |
Indikator |
R hitung |
R tabel |
Keterangan |
1 |
Citra Merek |
CM.1 |
0,899 |
0,1966 |
Valid |
CM.2 |
0,903 |
0,1966 |
Valid |
||
CM.3 |
0,746 |
0,1966 |
Valid |
||
2 |
Promosi |
P.1 |
0,735 |
0,1966 |
Valid |
P.2 |
0,816 |
0,1966 |
Valid |
||
P.3 |
0,675 |
0,1966 |
Valid |
||
3 |
Harga |
H.1 |
0,799 |
0,1966 |
Valid |
H.2 |
0,834 |
0,1966 |
Valid |
||
H.3 |
0,848 |
0,1966 |
Valid |
||
H.4 |
0,781 |
0,1966 |
Valid |
||
4 |
Minat Beli |
MB.1 |
0,816 |
0,1966 |
Valid |
MB.2 |
0,895 |
0,1966 |
Valid |
||
MB.3 |
0,806 |
0,1966 |
Valid |
Sumber: Olah Data
SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel
4.10 menunjukkan hasil
uji validitas nilai
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur yang digunakan berulang
kali. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Pengujian yang dipakai adalah dengan teori Cronbach’s
Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel, jika memberikan nilai Cronbach’s
Alpha > 0,60. Hasil pengujian menggunakan program SPSS dapat dilihat pada
tabel 4.11
Tabel 4.11
Hasil Uji
Reliabilitas
Variabel |
Nilai
Cronbach’s Alpha |
Batas
Minimum |
Keterangan |
Citra Merek |
0,781 |
0,60 |
Reliabel |
Promosi |
0,748 |
0,60 |
Reliabel |
Harga |
0,831 |
0,60 |
Reliabel |
Minat Beli |
0,770 |
0,60 |
Reliabel |
Sumber:
Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji
reliabilitas dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α), menunjukan
bahwa semua variabel memiliki Cronbach’s
Alpha > 0,60. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk
mengukur variabel citra merek, promosi, harga, dan minat beli adalah reliabel.
4.5 Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi yang baik
harus memenuhi tidak adanya masalah asumsi klasik dalam modelnya. Jika masih
terdapat asumsi klasik maka model regresi tersebut masih memiliki bias. Jika
suatu model masih terdapat adanya masalah asumsi klasik, maka akan dilakukan
langkah revisi model ataupun penyembuhan untuk menghilangkan masalah tersebut.
Pengujian asumsi klasik akan dilakukan berikut ini.
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui normal tidaknya distribusi residual. Metode pengujian distribusi
residual dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel
Kolmogorov-Smirnov (Asymp.Sig). Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
berarti residual berdistribusi normal.
Tabel 4.12
Hasil Uji
Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
100 |
|
Normal
Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std.
Deviation |
1.53948670 |
|
Most
Extreme Differences |
Absolute |
.071 |
Positive |
.047 |
|
Negative |
-.071 |
|
Test
Statistic |
.071 |
|
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test
distribution is Normal. |
||
b.
Calculated from data. |
||
c.
Lilliefors Significance Correction. |
||
d. This is
a lower bound of the true significance. |
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan
tabel 4.12 yaitu nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
4.5.2 Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinieritas berfungsi untuk
menguji apakah dalam
model hubungan ditemukan adanya
korelasi antar variabel
independen atau tidak. Model hubungan yang baik adalah
model yang tidak memiliki korelasi antar
variabel independennya. Uji multikolinieritas ini dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan nilai VIF dari hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat.nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model |
Collinearity Statistics |
|
Tolerance |
VIF |
|
(Constant) |
|
|
Harga |
.934 |
1.071 |
Citra Merek |
.807 |
1.239 |
Promosi |
.785 |
1.275 |
a. Dependent Variable:
Minat Beli
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel 4.13 hasil perhitungan menunjukan
bahwa citra merek, promosi, harga mempunyai nilai Tolerance > 0,1 dan VIF
< 10 yang artinya tidak terjadi multikolinearitas.
4.5.3
Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi
ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Metode pengujian
uji heteroskedastisitas adalah dengan melihat titik-titik pada grafik
Scatterplot. Jika titik-titik pada grafik Scatterplot menyebar secara merata tanpa
membentuk pola tertentu maka terjadi homoskedastisitas, namun apabila
titik-titik grafik Scatterplot membentuk pola tertentu maka terjadi
heteroskedastisitas.
Gambar 4.7
Grafik Scatterplot
Sumber: Olah Data
SPSS versi 23.0
Berdasarkan gambar 4.7 diatas menunjukkan grafik
scatterplot terlihat titik – titik menyebar secara acak baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
4.5.4 Uji
Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pad amodel regresi.
Metode pengujian yang sering digunakan adalah uji Durbin-Watson, dimana dasar
pengambilan keputusannya yaitu :
1.
Jika
d < dl atau d > 4-dl maka terdapat autokorelasi
2.
Jika
du < d < 4-du maka tidak terdapat autokorelasi
3.
Jika
dl < d < du atau 4-du < d < 4-dl maka tidak ada kesimpulan
Tabel 4.14
Hasil Uji Autokorelasi
D |
Dl |
Du |
4-dl |
4-du |
1,810 |
1,613 |
1,736 |
2,3869 |
2,2636 |
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diperoleh nilai
Durbin-Watson bahwa du < d < 4-du yaitu 1,736 < 1,777 < 2,2636
dimana d berada diantara du dan 4-du yang berarti bahwa tidak terdapat
autokorelasi.
4.6
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.15
Hasil Analisis Regresi Linear
Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
9.531 |
1.751 |
|
5.441 |
.000 |
Citra Merk |
.311 |
.090 |
.363 |
3.452 |
.001 |
|
Promosi |
-.268 |
.128 |
-.224 |
-2.103 |
.038 |
|
Harga |
.185 |
.072 |
.250 |
2.550 |
.012 |
|
a. Dependent Variable:
Minat Beli |
Sumber:
Olah Data SPSS versi 23.0
Dengan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = α + B1X1 - B2X2
+ B3X3
Y = 9,531 + 0,311
Maka dapat diketahui :
1. Nilai konstanta
(α) sebesar 9,531 yang berarti bahwa konstanta bernilai positif serta
menunjukan bahwa Citra Merek (X1), Promosi (X2), dan Harga (X3) bernilai nol
maka diperkirakan Minat Beli (Y) naik sebesar 9,531.
2. Nilai koefisien
regresi Citra Merek (X1) sebesar 0,311 artinya setiap mengalami kenaikan
satu-satuan pada variabel citra merek maka variabel Minat Beli akan mengalami
kenaikan sebesar 0,311.
3. Nilai koefisien
regresi Promosi (X2) sebesar 0,268 artinya setiap mengalami penurunan satu-satuan
pada variabel promosi maka variabel Minat Beli akan mengalami penurunan sebesar
0,268.
4. Nilai koefisien
regresi Harga (X3) sebesar 0,185 artinya setiap mengalami kenaikan satu-satuan
pada variabel harga maka variabel Minat Beli akan mengalami kenaikan sebesar
0,185.
4.7
Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi
digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam
pengertian lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar
perubahan atau variasi pada variabel yang lain. Nilai koefisien ini antara 0
dan 1, jika hasil lebih mendekati 0 berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel-variabel amat terbatas. Tapi jika hasil
mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variansi variabel independen.
Tabel 4.16
Hasil Analisis
Koefisien Determinasi
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Model
Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
|
1 |
.377a |
.142 |
.115 |
1.563 |
|
a.
Predictors: (Constant), Harga, Citra Merk, Promosi |
|||||
b.
Dependent Variable: Minat Beli |
Berdasarkan
tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,115, yang
berarti koefisien determinasi dalam penelitian ini sebesar 11,5% menunjukan
bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (Citra Merek, Promosi
dan Harga) terhadap variabel dependen (Minat
Beli) sebesar 11,5%. Sedangkan sisanya sebesar 88,5% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.8 Uji Hipotesis
4.8.1 Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji.. Pengujian t juga dapat dilihat berdasarkan syarat tingkat
signifikansi:
1.
Apabila
nilai probabilitas yang dihitung < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.
2.
Apabila
nilai probabilitas yang dihitung > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,
berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.17
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
9.531 |
1.751 |
|
5.441 |
.000 |
Citra Merk |
.311 |
.090 |
.363 |
3.452 |
.001 |
|
Promosi |
-.268 |
.128 |
-.224 |
-2.103 |
.038 |
|
Harga |
.185 |
.072 |
.250 |
2.550 |
.012 |
|
a. Dependent Variable:
Minat Beli |
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan tabel 4.17 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pengaruh Variabel
Citra Merek terhadap Minat Beli
Berdasarkan tabel 4.17
di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar 3,452 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,001. Karena tingkat signifikansi 0,001 < 0,05 maka
dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial variabel citra
merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat beli pada pengguna
smartphone Oppo.
2) Pengaruh Variabel Promosi terhadap Minat Beli
Berdasarkan tabel 4.17
di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar -2,103 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,038. Karena tingkat signifikansi 0,038 < 0,05 maka
dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial variabel promosi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat beli pada pengguna smartphone Oppo.
3) Pengaruh Variabel Harga terhadap Minat Beli
Berdasarkan tabel 4.17
di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar 2,550 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,012. Karena tingkat signifikansi 0,012 < 0,05 maka
dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial variabel harga
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat beli pada pengguna smartphone Oppo.
4.8.2 Uji F
(Simultan)
Uji F bertujuan menunjukkan apakah
dalam model regresi semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, yang
diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011). Hasil
dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikannya pada tabel anova, apabila
< 0,05 maka berpengaruh pada variabel Y secara simultan atau bersama sama.
Perumusan Hipotesis Uji
F:
Ho:
Citra Merek, Promosi dan Harga tidak berpengaruh terhadap minat beli.
Ha:
Citra Merek, Promosi dan Harga berpengaruh terhadap minat beli.
Tabel 4.18
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of
Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
38.758 |
3 |
12.919 |
5.286 |
.002b |
Residual |
234.632 |
96 |
2.444 |
|
|
|
Total |
273.390 |
99 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Minat Beli |
||||||
b. Predictors: (Constant), Harga, Citra Merk, Promosi |
Sumber: Olah Data SPSS versi 23.0
Berdasarkan
tabel 4.18 diatas diperoleh F hitung sebesar 5,286 > 2,70 dengan tingkat
signifikan 0,002 < 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel Citra Merek (X1), Promosi (X2),
dan Harga (X3) secara bersama – sama berpengaruh positif terhadap variabel Minat
Beli (Y).
4.9
Rangkuman Penelitian
Tabel 4.19
Hasil Rangkuman Penelitian
Uji |
Hasil Penelitian |
Uji Validitas |
Semua
pernyataan dinyatakan valid karena > dari 0,1966. |
Uji Reliabilitas |
Hasil
uji reliabilitas dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α),
menunjukan bahwa semua variabel memiliki Cronbach’s Alpha > 0,60. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel citra merek,
promosi, harga, dan minat beli adalah reliabel. |
Uji Normalitas |
Model
regresi tersebut berdistribusi normal. karena nilai
signifikansi > 0,05 |
Uji Multikolinearitas |
Hasil perhitungan menunjukan
bahwa citra merek, promosi, harga mempunyai nilai Tolerance > 0,1 dan VIF
< 10 yang artinya tidak terjadi multikolinearitas. |
Uji Heteroskedastisitas |
Grafik
scatterplot terlihat titik – titik menyebar secara acak baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. |
Uji Autokorelasi |
Diperoleh
nilai Durbin-Watson bahwa du < d < 4-du yaitu 1,736 < 1,777 <
2,2636 dimana d berada diantara du dan 4-du yang berarti bahwa tidak terdapat
autokorelasi. |
Analisis Regresi Linear Berganda |
Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menghasilkan
persamaan Y= 9,531 +
0,311 |
Koefisien Determinasi (R²) |
Nilai Adjusted R
Square adalah 0,115, yang berarti koefisien determinasi dalam penelitian ini
sebesar 11,5% menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel
independen (Citra Merek, Promosi dan Harga) terhadap variabel dependen (Minat Beli) sebesar 11,5%.
Sedangkan sisanya sebesar 88,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. |
Uji t (Parsial) |
1) Pengaruh Variabel
Citra Merek terhadap Minat Beli Berdasarkan
tabel 4.17 di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar 3,452 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,001. Karena tingkat signifikansi 0,001 <
0,05 maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial
variabel citra merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
minat beli pada pengguna smartphone
Oppo. 2) Pengaruh Variabel Promosi
terhadap Minat Beli Berdasarkan
tabel 4.17 di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar -2,103 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,038. Karena tingkat signifikansi 0,038 <
0,05 maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial
variabel promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat
beli pada pengguna smartphone Oppo. 3) Pengaruh Variabel Harga terhadap
Minat Beli Berdasarkan
tabel 4.17 di atas ditunjukkan oleh nilai dari t hitung sebesar 2,550 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,012. Karena tingkat signifikansi 0,012 <
0,05 maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, bahwa secara parsial
variabel harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel minat
beli pada pengguna smartphone Oppo. |
Uji F (Simultan) |
Nilai F hitung
sebesar 5,286 > 2,70 dengan tingkat signifikan 0,002 < 0,05. Dari hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang
artinya variabel Citra Merek (X1), Promosi (X2), dan Harga (X3) secara
bersama – sama berpengaruh positif terhadap variabel Minat Beli (Y). |
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian mengenai Pengaruh Citra Merek, Promosi Dan Harga Terhadap
Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Pengguna Smartphone Oppo) maka penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil
penelitian menunjukkan variabel citra merek berpengaruh signifikan terhadap
minat beli konsumen pada pengguna smartphone Oppo.
2. Hasil
penelitian menunjukkan variabel promosi berpengaruh signifikan terhadap minat
beli konsumen pada pengguna smartphone Oppo.
3. Hasil
penelitian menunjukkan variabel harga berpengaruh signifikan terhadap minat
beli konsumen pada pengguna smartphone Oppo.
4. Hasil
penelitian menunjukkan variabel citra merek, promosi, dan harga secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada pengguna smartphone
Oppo.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan ada beberapa saran yang penulis ajukan yang dapat
dijadikan acuan sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Smartphone
Oppo diharapkan agar dapat meningkatkan lagi variabel citra merek yang
ditawarkan kepada konsumen karena variabel ini mempunyai nilai yang tinggi dan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Sehingga Oppo lebih memiliki
perbedaan dari merek smartphone lain, dan pada akhirnya smartphone Oppo sendiri
akan bisa meningkatkan kepercayaan diri konsumen pada saat menggunakannya.
2. Sebaiknya
smartphone Oppo dalam variabel promosi, responden menilai kurangnya promosi
yang dilakukan Oppo untuk mengenalkan produknya, untuk meningkatkan promosi
terhadap smartphone Oppo, Oppo harus mampu mengenalkan produknya kepada
konsumen lebih luas lagi melalui iklan. Sehingga dapat mempengaruhi konsumen
dalam minat beli smartphone Oppo.
3. Sebaiknya
perusahaan smartphone Oppo harus tetap mempertahankan harga smartphone yang
terjangkau dimana harga yang dipatok oleh perusahaan terbilang terjangkau oleh
semua kalangan tidak hanya dari kalangan kelas atas namun kalangan menengah
kebawah pun dapat menjangakaunya. Namun perusahaan juga harus meningkatkan
kualitas dari produk smartohone Oppo ini yang bertujuan agar konsumen selalu
mendapatkan kualitas produk smartphone yang sepadan dengan apa yang sudah
dibayarkan oleh konsumen.